Perkakas Tangan
JENIS DAN FUNGSI PERKAKAS TANGAN
A. JENIS PERKAKAS TANGAN
Perkakas
tangan adalah alat untuk menunjang pekerjaan yang berhubungan dengan
pemahatan, penandaan atau pengerokan, diantaranya:
1
|
Ragum
| |
5
|
Obeng
|
2
|
Kikir
| |
6
|
Kunci
|
3
|
Pahat
| |
7
|
Sekrap tangan
|
4
|
Palu
| |
8
|
Gergaji tangan
|
B. FUNGSI BERBAGAI MACAM PERKAKAS TANGAN
1. Ragum
Ragum
adalah suatu alat penjepit untuk menjepit benda kerja yang akan
dikikir, dipahat, digergaji, ditap, diseney, dan lain-lain.
Dengan memutar tangkai (handle)
ragum, maka mulut ragum akan menjepit atau membuka benda kerja yang
dikerjakan. Bibir dari mulut ragum harus dijaga baik-baik, jangan sampai
rusak akibat terpahat, terkikir dan sebagainya.
Bila
menggunakan ragum, letakkan alat perkakas yang kebetulan tidak
dipergunakan di waktu bekerja, di atas meja kerja di sebelah kiri dan
kanan ragum, sehingga tidak bertumpuk. Meletakkannya adalah sedemikian
rupa, sehingga di sebelah kiri ragum ditempatkan alat-alat ukur dan di
sebelah kanan ialah kikir, palu, pahat dan sebagainya.
2. Kikir
Kikir
adalah alat perkakas tangan yang berguna untuk pengikisan benda kerja.
Dilihat dari bentuk penampangnya, kikir mempunyai bermacam-macam bentuk
dan kegunaannya, antara lain:
a. Kikir plat, untuk pengikiran bidang rata
b. Kikir pilar, untuk pengikiran bidang yang besar
c. Kikir segiempat, untuk pengikiran penampang persegi maupun lubang segiempat
d. Kikir segitiga, untuk lubang segitiga maupun runcing 600 atau lebih
e. Kikir pisau, untuk alur pasak dan ekor burung dengan sudut kurang dari 600
f. Kikir bulat, untuk lubang bulat, rongga cekung
g. Kikir setengah bulat, sisi ratanya untuk bidang rata, sisi bundar untuk rongga bundar/cekung
h. Kikir silang, untuk lekukan dan pembulatan
3. Pahat Tangan
Pahat tangan (jenis pahat dingin) digunakan untuk memahat atau menyayat benda kerja dalam keadaan dingin.
Menurut bentuk dan kegunaannya, pahat dingin dibagi menjadi bermacam-macam, yaitu:
a. Pahat
plat/pipih, mempunyai kegunaan yang luas, misalnya untuk meratakan
bidang, pengikisan bidang cembung, memotong plat, baut dan paku keling
b. Pahat alur/silang, digunakan untuk membuat alur-alur sempit, alur minyak
c. Pahat dam, untuk memotong bahan yang tebal, umumnya diawali dengan pengeboran secara berderet
d. Pahat setengah bulat/kuku, digunakan untuk membuat alur bulat dan juga untuk meralat permulaan pengeboran yang salah
e. Pahat dimon, digunakan untuk membersihkan sudut-sudut dalam, membuat alur V, meralat permukaan pemboran yang salah.
a) Pahat plat/pipih
b) Pahat alur/silang
c) Pahat dam
d) Pahat setengah bulat/kuku
e) Pahat dimon
4. Palu
Palu
merupakan alat pemukul yang terbuat dari baja dengan kedua ujungnya
dikeraskan. Pada bengkel kerja bangku, palu yang sering dipakai adalah:
a. Palu konde (ball peen)
b. Palu pen searah (straight peen)
c. Palu pen melintang (cross peen)
Selain
itu ada pula palu yang terbuat dari plastic, kayu, atau tembaga. Ukuran
kayu ditentukan oleh beratnya, misalnya 0,6 kg, 1 kg danlain-lain.
5. Obeng
Obeng
secara umum digunakan untuk mengencangkan sesuatu sekrup terhadap suatu
pasangannya, baik yang berupa kayu, plastic atau besi sekalipun.
Menurut penggunaannya obeng digunakan menurut nomernya, dari mulai 1, 2, 3 atau lebih tergantung dari kebutuhan.
Adapun jenis obeng yang umum kita ketahui diantaranya:
a. Obeng plat, untuk alur keras
b. Obeng kembang/philiph, untuk alur khusus.
6. Sekrap Tangan
Sekrap
tangan bentuknya bermacam-macam sesuai dengan fungsi dan penggunaannya.
Pengerjaan penyekrapan adalah menghilangkan noda-noda/tanda-tanda pada
permukaan benda kerja untuk menghasilkan permukaan yang licin dan rata
sehingga mencapai ukuran yang tepat.
Pelat sekrap mempunyai bentuk mata pemotong yang rata.
Pelat
sekrap dengan mata potong bulat, digunakan untuk meratakan permukaan
yang sebelumnya telah diperiksa dahulu pada meja rata.
Sekrap keruk, dipergunakan untuk menyekrap bagian tengah pada permukaan yang berukuran luas/lebar.
Sekrap setengah bundar, untuk menyekrap permukaan bagian dalam yang berbentuk lingkaran seperti bantalan poros.
Sekrap mata pemotong segitiga dipergunakan untuk menyekrap seluas permukaan yang berbentuk segitiga.
Sekrap mata pemotong bulat berbentuk hidung sapi, dipergunakan untuk menyekrap permukaan yang berbentuk lingkaran.
7. Gergaji Tangan
Daun
gergaji tangan merupakan alat pemotong dan pembuat alur yang sederhana,
bagian sisinya terdapat gigi-gigi pemotong yang dikeraskan. Bahan daun
gergaji pada umumnya terbuat dari baja perkakas (tool steel), baja kecepatan tinggi (HSS high speed steel) dan baja tungsten (tungsten steel).
Sengkang/
tangkai gergaji tangan pada umumnya ada dua macam, yang tetap (untuk
panjang daun gergaji 300 mm) dan yang dapat disetel (untuk panjang daun
gergaji 250 – 300 mm).
Spesifikasi
daun gergaji tangan meliputi jenis, bukaan gigi, jumlah gigi tiap
panjang 1 inchi dan panjang daun gergaji ditentukan oleh jarak sumbu
lubang. Contoh penulisan spesifikasi daun gergaji secara lengkap :
Single cut-straight set-18T-12".
MACAM-MACAM PERKAKAS TANGAN
A. PENGGUNAAN RAGUM
1. Menentukan bidang dasar
Yang
dimaksud dengan bidang dasar adalah bidang yang dijadikan acuan untuk
pengambilan ukuran, kesikuan dan kesejajaran terhadap bidang lain. Suatu
pekerjaan yang berbentuk balok, minimal harus mempunyai 3 bidang dasar,
di mana bidang dasar tersebut diambil dari bidang yang berbatasan satu
sama lain.
2. Mengatur ketinggian ragum
Ketinggian
ragum harus diatur sesuai dengan kebutuhan pengerjaan. Untuk pengerjaan
kasar, di mana tenaga pengerjaan diperlukan lebih besar, tinggi ragum
diatur lebih rendah. Untuk pengerjaan presisi, ragum diatur lebih tinggi
dan untuk pengerjaan yang umum, tinggi ragum diatur setinggi siku pada
lengan.
3. Pencekaman benda kerja
Ragum
adalah alat untuk menjepit benda kerja, untuk membuka rahang ragum
dilakukan dengan cara memutar tangkai/tuas pemutar ke arah kiri
(berlawanan arah jarum jam) sehingga batang berulir akan menarik
landasan tidak tetap pada rahang tersebut, demikian pula sebaliknya
untuk pekerjaan pengikatan benda kerja tangkai pemutar diputar ke arah
kanan (searah jarum jam).
B. MENGGERGAJI
1. Daun gergaji tangan
Daun
gergaji tangan merupakan alat pemotong dan pembuat alur yang sederhana,
bagian sisinya terdapat gigi-gigi pemotong yang dikeraskan. Bahan daun
gergaji pada umumnya terbuat dari baja perkakas (tool steel), baja kecepatan tinggi (HSS high speed steel) dan baja tungsten (tungsten steel).
2. Pemilihan Daun Gergaji Berdasarkan Spesifikasi
Spesifikasi
daun gergaji tangan meliputi jenis, bukaan gigi, jumlah gigi tiap
panjang 1 inchi dan panjang daun gergaji ditentukan oleh jarak sumbu
lubang. Contoh penulisan spesifikasi daun gergaji secara lengkap :
Single cut-straight set-18T-12".
Tabel 9. Jenis daun gergaji berikut fungsinya
No.
|
Jumlah gigi tiap inchi
|
Pemakaian
| |
Jenis bahan
|
Tebal bahan minimum
| ||
1.
|
14
|
Lunak
|
5.5 mm
|
2.
|
18
|
Lunak sd sedang
|
4.2 mm
|
3.
|
24
|
Sedang sd keras
|
3,2 mm
|
4.
|
32
|
Keras
|
2,4 mm
|
3. Kecepatan langkah menggergaji
Kecepatan
langkah menggergaji bisa dianggap sama dengan kecepatan langkah
mengikir untuk ukuran panjang yang sama. Hal ini dapat dipahami karena
jenis bahan daun gergaji sama dengan jenis bahan kikir, yaitu dari baja
karbon. Jadi kecepatan langkah untuk menggergaji baja lunak adalah
sekitar 40 langkah permenit.
4. Pemasangan daun gergaji
Dalam
pemakaiannya, daun gergaji dipasang pada sengkang. Posisi pemasangan
daun gergaji dapat disesuaikan dengan kebutuhan pekerjaan. Ketentuan
pemasangan daun gergaji adalah sebagai berikut :
a. Gigi gergaji harus menghadap ke muka
b. Ketegangannya harus cukup, sehingga tidak terjadi lekukan pada waktu dipakai.
5. Pemegangan dan penekanan gergaji
Cara
menggergaji hampir mirip dengan cara mengikir, yang berbeda adalah cara
pemegangan. Untuk pemotongan yang berat, tekanan gergaji cukup besar,
namun untuk pemotongan yang perlu lurus hasilnya, tekanan gergaji harus
ringan.
6. Langkah penggergajian
a. Membuat alur
Tinggi
mulut catok/ragum sama seperti pada waktu mengikir, bagian yang
digergaji harus sedekat mungkin dengan mulut catok/ragum. Pada permulaan
menggergaji, tahan sisi gergaji dengan ibu jari. Namun untuk pemotongan
yang dianggap presisi, sebelum digergaji benda kerja harus ditandai
terlebih dahulu dengan kikir segitiga sebagai jalan awal penggergajian.
| |
b. Awal penggergajian
Sebagai
awal penggergajian kedudukan gergaji, menyudut ± 30º, selanjutnya
gergajilah bagian sisi terlebih dahulu yang lambat laun sudutnya makin
kecil. .
c. Pemotongan benda kerja Potonglah benda kerja pada bagian yang dekat dengan mulut
d. Bahan lebih lebar
Bila bahan yang akan digergaji melebihi lebar sengkang gergaji, maka pemasangan daun gergaji harus diputar 90º.
7. Pemeliharaan gergaji
a. Tebal
minimal bahan yang dipotong adalah 2 x pitch gigi (tiga gigi harus
selalu berada pada daerah pemotongan). Hal ini diperlukan untuk
menghindari gigi rontok.
b. Perhatikan pada waktu pemasangan, arah gigi harus menghadap ke depan
c. Pengencangan tidak membuat sengkang menjadi bengkok namun daun gergaji terikat dengan kuat dan aman
d. Setelah digunakan, sengkang gergaji dikendorkan dengan cara mengendorkan mur pengencang.
e. Untuk
pemotongan yang dianggap presisi atau perlu lurus, penekanan gergaji
diatur cukup ringan dan diawali dengan kikir segitiga.
C. MENGIKIR
1. Cara Memegang Tangkai
Cara
memegang tangkai kikir yang betul adalah ibu jari ditempatkan di bagian
atas tangkai kikir, sedangkan keempat jari tangan melingkar di bagian
bawah tangkai kikir.
2. Cara memegang dan Menekan Kikir
3. Gerakan Kikir
Untuk mengikir permukaan bagian tebalnya, kedudukan kikir diserongkan 250 terhadap garis siku dari sisi memanjang benda kerja.
Untuk
menghasilkan permukaan yang rata pada bidang persegi yang luas, lakukan
cara pengikiran menyilang yang selanjutnya dibuat arah sejajar bidang
pinggir. Tanda panah menunjukkan arah jalannya kikir.
Cara
pertama untuk mengikir permukaan bulat, adalah gerakan kikir waktu
didorong harus bersamaan digeser ke samping mengikuti bulatnya
permukaan.
Cara
kedua untuk mengikir permukaan yang bulat, ialah pada waktu kikir
didorong ke muka bersamaan dengan menekan tangkai kikir ke bawah
mengikuti bulatnya.
Untuk
mengikir bulatnya bidang cekung gunakanlah kikir 1/2 bulat. Pada waktu
kikir didorong ke muka bersamaan pula dengan menggerakkan kikir ke
samping.
4. Penggunaan Macam-macam Bentuk Kikir
Bentuk kikir rata yang dipakai untuk mengikir setiap permukaan yang rata.
Bentuk kikir cekung yang dipakai untuk mengikir permukaan yang berbentuk cekung.
Kikir segitiga yang dipakai untuk mengikir permukaan berbentuk V (menyudut).
Kikir segiempat yang dipakai untuk mengikir bentuk lubang yang persegi empat.
Memperlihatkan bentuk kikir 1/2 bulat yang dipakai untuk mengikir bidang yang berbentuk lubang bulat (1/2 bulat).
D. MEMAHAT
Pada
pekerjaan tukang logam, pengerjaan memotong yang dilakukan dengan
mempergunakan pahat atau palu disebut memahat. Untuk memahat sebuah
benda kerja yang dijepit pada ragung, hendaklah memegang pahat dan palu
pada posisi badan mengikuti ketentuan-ketentuan yang diharuskan.
Setiap
saat setelah dipukul, diungkitkan ke atas sehingga berbentuk sudut
antara, sehingga medan potong akan bertambah panjang, karena tambahan
tenaga diperlukan untuk memotong bahan.
Cara
memahat sepotong pelat logam yang dijepit pada ragum dengan tebal tidak
lebih dari 4 mm. pada pengerjaan seperti ini harus diperhatikan agar
mulut ragum jangan sampai rusak.
Cara pengerjaan memahat pelat yang lebar dan berliku-liku dengan mempergunakan pahat pelat yang mempunyai mata pemotong bulat.
Cara
memotong pelat logam tipis dengan pahat, hendaknya di bawah pelat yang
akan dipotong diberi bantalan kayu atau logam lunak. Agar tidak
mengalami kerusakan, sebaiknya buatlah terlebih dahulu lubang-lubang
diluar garis batas pemotongan dan mata pemotong dari pahat dimiringkan
terhadap permukaan bahan dengan mengikuti garis pemotongan.
Cara
memahat bagian-bagian bidang yang luas dengan pahat pelat, dengan
memiringkan pemahatan terlebih dahulu bulatlah alur-alur dengan pahat
toreh/alur. Bilamana pemahatan hamper sampai pada bagian tepi,
pemotongan janganlah diteruskan, hendaknya pemahatan dilanjutkan setelah
kedudukan benda kerja diputar, hal ini agar mencegah patahnya bahian
ujung dari benda kerja.
Cara membuat alur sejajar ada benda kerja dengan mempergunakan pahat alur.
Cara
membuat alur spi pada logam bundar dengan mempergunakan pahat alur.
Serta cara membuat alur sejajar dengan mempergunakan pahat potong.
Cara menggunakan pahat alur minyak pada bagian dalam bantalan poros.
Cara memotong bagian bahan yang akan terbuang di antara lubang-lubang bekas pengeboran dengan menggunakan pahat dam.
Cara membuat alur dan saluran minyak pada bantalan poros, metal dan bosh dengan mempergunakan pahat kuku.
Cara menghaluskan sudut bagian dalam dengan mempergunakan pahat diamond.
E. MENGETAP DAN MENYENAI
Tap
dan sney adalah alat untuk membuat ulir. Tap adalah untuk membuat ulir
dalam (mur), sedangkan Sney adalah untuk membuat ulir luar (baut).
1. Tap
Tiap satu set, tap terdiri dari 3 buah yaitu tap no.1 (Intermediate tap) mata potongnya tirus digunakan untuk pengetapan langkah awal, kemudian dilanjutkan dengan tap no. 2 (Tapper tap) untuk pembentukan ulir, sedangkan tap no. 3 (Botoming tap) dipergunakan untuk penyelesaian.
Sebelum
melakukan pengetapan, benda kerja harus dibor terlebih dahulu dengan
ukuran diameter bor tertentu. Penentuan diameter lubang bor untuk tap
ditentukan dengan rumus:
D = D'– K
Dimana :
D = Diameter bor (mm/inchi)
D’ = Diameter nominal ulir (mm/inchi)
K = Kisar (gang)
Contoh :
a. Diameter lubang bor untuk mur M10 x 1,5 adalah 10 – 1,5 = 8,5 mm
b. Diameter lubang bor untuk mur W3/8”x 16 adalah 3/8” – 1/16” = 5/16 “
Untuk
melakukan penguliran dengan menggunakan tap diperlukan alat bantu yaitu
tangkai tap/pemutar tap. Ukuran dari tangkai tap sangat tergantung pada
besar diameter tap yang akan digunakan. Untuk itu tap dibuat bervariasi
dari ukuran kecil sampai besar.
Langkah kerja pembuatan ulir dengan tap adalah sebagai berikut :
§ Jepit benda kerja pada ragum secara benar dan kuat
§ Pasang tap konis pada tangkai tap
§ Tempatkan mata tap tegak lurus pada lubang (periksa dengan menggunakan siku-siku)
§ Tekan
hingga masuk dalam lubang kemudian putar tangkai tap ke kanan (searah
dengan putaran jarum jam). Pemutaran harus tegak lurus.
§ Pemutaran kira-kira sebesar 900,
kemudian putar kembali ea rah kiri. Maksud pemutaran kembali adalah
untuk memotong beram yang belum terpotong dan memberikan kesempatan
beram-beram hasil pemotongan keluar dari lubang
§ Berikan pelumasan selama prose pengetapan, kecuali untuk pengetapan bahan dari besi
§ Lakukan
pengetapan hingga selesai, kemudian ulangi langkah pengetapan dengan
menggunakan tap antara. Setelah selesai ulangi langkah pengetapan dengan
menggunakan tapa rata/finishing.
2. Sney
a. Snei pejal
Snei
jenis ini berbentuk segi enam atau bulat. Untuk memudahkan dalam
penguliran awal maka pada snei jenis ini tidak seluruh mata potongnya
sama besar, tetapi sedikit tirus pada bagian mata pemotong awal. Dengan
demikian benda kerja dapat masuk ke dalam snei sedikit mudah.
b. Snei Bercelah (Split die)
Snei
jenis ini banyak digunakan untuk pembuatan ulir luar, karena ia
memiliki kelebihan dari pada snei pejal. Kelebihan tersebut antara lain
besar diameternya dapat diperbesar dan diperkecil sampai ukuran
standarnya. Dengan demikian pada waktu penguliran pendahuluan
diameternya diperbesar dan pada waktu finishing diameternya dikembalikan
pada ukuran standarnya. Pengaturan tersebut dengan menggunakan baut
penyetel.
Untuk
membuat ulir dengan menggunakan snei dibutuhkan alat bantu yaitu
pemegang snei. Pada pemegeng snei ini dilengkapi dengan baut-baut
pengikat, agar snei tidak ikut berputar saat melakukan
pemotongan/penguliran
Langkah kerja pembuatan ulir dengan snei adalah sebagai berikut:
§ Persiapkan benda kerja dan jepit pada ragum secara tegak lurus. Pasang snei pada pemegangnya dan kuncikan baut pengikatnya.
§ Tempatkan
snei pada benda kerja dengan posisi datar, kemudian tekankan snei
hingga benda kerja masuk pada snei. Lakukan penekanan sambil snei
diputarkan searah dengan arah jarum jam.
§ Pemutaran atau pemakanan kira-kira 600,
kemudian dikembalikan pada posisi semula. Pemutaran kembali dimaksudkan
untuk memotong beram dan membersihkan ulir yang telah terbuat serta
memberikan kesempatan beram keluar dari snei.
§ Lakukan
pekerjaan langkah di atas secara terus menerus dan berikan minyak
pelumas untuk mendingingkan snei dan untuk membantu mengeluarkan beram.
§ Untuk
pembuatan ulir dengan snei bercelah, maka ulangi kembali penguliran
dengan terlebih dahulu menyetel kembali lebar pembukaan snei. Demikian
seterusnya sampai ukuran snei kembali pada ukuran standarnya.
§ Periksa hasil snei dengan menggunakan mal ulir, seterusnya bersihkan ulir dan snei.